Twitter Stream
Perjalanan darat yang melelahkan dari Surabaya menuju kabupaten terbarat di Jawa Timur itu langsung sirna begitu melihat antusias 250-an peserta seminar yang memadati Pendopo Kabupaten Pacitan. Para peserta tersebut hadir untuk mengikuti seminar kesehatan dengan pemateri dari Brain & Spine Community (BSC).
Acara yang diselenggarakan oleh SMK Kesehatan BIM Pacitan bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Pacitan dengan topik “Bedah otak dan tulang belakang (brain & spine) sekaligus solusinya” Hadir pejabat pemerintahan, guru dan siswa SMK Kesehatan, ibu-ibu penggerak PKK, sampai masyarakat umum. Kesuksesan acara itu sendiri juga tak lepas dari dukungan dari pemerintah Kabupaten Pacitan.
Ketua BSC bersama wakit Bupati Pacitan
Kali ini tim BSC bersama dr. Gigih dan dr. Agus Anab serta tiga ketua komunitas, hemifacial spasm, Trigeminal Neuralgiadan Cervical.
Acaranya sendiri berajalan lancar, antusias, edukatif, dan berlangsung relax. Di acara itu justru ibu-ibu yang paling getol melontarkan beragam pertanyaan kepada dr. Agus yang siang itu memberikan materi tentang seputar sakit saraf, stroke juga tulang belakang.
di hadapan ratusan peserta seminar dr. Agus Anab menjelaskan penyakit bedah saraf
Jika dr. Agus, menyajikan materi edukasi kesehatan, dr. Gigih, aktif memberikan konsultasi kesehatan kepada sebagian peserta.
RASA PEDULI
Lilih Dwi Priyanto Ketua komunitas menjelaskan bahwa sebagai tenaga medis, para perawat di masa depan harus berbasis pada empat hal yaitu mind, heart, spirit juga IT.
Empat hal ini sangat penting dijadikan pijakan sebab kalau tidak maka pasien di tanah air akan berpaling pada jasa rumah sakit luar negeri.
Sebagai contoh pengalaman di sebuah klinik di Wina untuk menjaga supaya tetap merasa nyaman dan aman, sebelum operasi gigi dimulai, tenaga medis de ngan sangat ramah menanyakan kepada saya, lagu apa yang saya sukai, termasuk seberapa keras volume yang saya inginkan.
Bercermin dari contoh di atas, seharusnya para perawat di tanah air bisa melakukan hal serupa. Modalnya juga sangat sederhana, yaitu kesungguhan yang keluar dari dalam hati.
New Member
Maria Sri Warni
Nama : Mari Sri Warni
Asal / Umur : Surabaya / 66
Lama Sakit : 5 Tahun
Sisi Wajah : Kiri
STORY
Setelah 18 Tahun, Baru Kutemukan Jalan Keluarnya
Eliya : saya mengalami kedutan sudah lama, sekitar sejak tahun 95, sudah 18 tahun – an. Awalnya hanya kedutan sedikit dan jarang – jarang di ujung mata kanan saya, semakin lama intensitasnya semakin tinggi dan itu yang saya alami sampai sebelum operasi 7 Mei 2013 kemarin.
Hal yang paling di ingat oleh Eliya (62) saat masih hidup berteman dengan spasme di wajahnya adalah suntik botox yang di lakukannya pada bulan Oktober 2012 kemarin. “saya pernah suntik botox sekali pada bulan sepuluh ketika anak saya selesai kuliah, saya pergi jakarta untuk botox”, kata Eliya saat ditanyai riwayat pengobatannya selama menderita spasme.
Read more...